Perbandingan dengan Perusahaan Kereta Api Zaman Belanda Lainnya
Jika kita bandingkan MSM dengan perusahaan kereta api kolonial lainnya, seperti Staatsspoorwegen (SS) atau Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), maka MSM tergolong perusahaan dengan cakupan geografis kecil namun berdampak besar. Sementara SS mengelola ratusan kilometer jalur di seluruh Jawa dan Sumatra, MSM fokus hanya di Madura. Tapi dalam hal efisiensi dan penetrasi lokal, MSM tak kalah hebat.
Yang membuat MSM unik dibanding perusahaan kereta api Hindia Belanda lainnya adalah ia mengelola satu pulau kecil secara eksklusif. Ini memungkinkan manajemen operasional yang lebih terfokus, serta adaptasi terhadap kebutuhan lokal lebih cepat. MSM tidak hanya mengadopsi sistem dari Belanda, tapi juga menyesuaikannya dengan kondisi sosial-budaya Madura.
Dari sisi struktur organisasi, MSM tetap berorientasi Eropa—dipimpin oleh direksi di Belanda, namun pelaksana harian berada di lapangan bersama masyarakat Madura. Beberapa insinyur MSM bahkan fasih berbahasa Madura, sesuatu yang jarang ditemukan di perusahaan Belanda lainnya.
Namun, MSM juga mengalami nasib serupa dengan banyak perusahaan kolonial lainnya setelah kemerdekaan: nasionalisasi, disorientasi, dan akhirnya kolaps. Tidak banyak perusahaan kereta kolonial yang mampu bertahan secara struktural di era Indonesia merdeka. Tapi berbeda dengan perusahaan besar lainnya, nama MSM nyaris terlupakan, dan inilah yang membuat penelusuran sejarah kereta api Madura menjadi sangat penting.
Revitalisasi Narasi Sejarah Lokal Madura
Salah satu alasan kenapa sejarah MSM dan sejarah kereta api Madura jarang masuk dalam buku pelajaran atau diskusi publik adalah karena kurangnya perhatian terhadap sejarah lokal. Sejarah Indonesia terlalu sering berfokus pada Jakarta, Surabaya, atau peristiwa-peristiwa besar nasional, dan melupakan kisah-kisah mikro yang sebenarnya sangat kaya.
Narasi lokal seperti MSM sebenarnya sangat penting. Ia memberi gambaran tentang bagaimana kehidupan masyarakat di luar pusat kekuasaan, bagaimana teknologi masuk ke desa-desa, dan bagaimana masyarakat menyesuaikan diri. MSM adalah contoh sempurna bagaimana sejarah infrastruktur bisa mempengaruhi kehidupan sosial secara menyeluruh.
Revitalisasi narasi ini bisa dilakukan melalui berbagai cara: pameran museum, buku sejarah lokal, film dokumenter, hingga festival budaya. Sekolah-sekolah di Madura bisa menjadikan MSM sebagai bagian dari kurikulum sejarah lokal. Pemerintah daerah pun bisa menggunakan MSM sebagai simbol identitas dan kebanggaan masyarakat.
Lebih jauh lagi, dengan digitalisasi dan media sosial, narasi MSM bisa menjangkau generasi muda yang mungkin belum pernah melihat kereta api secara langsung di Madura. Foto-foto lama, testimoni warga, serta peta-peta sejarah bisa diunggah secara digital untuk mendekatkan sejarah dengan publik masa kini.