5 Stasiun Kereta Api Madura yang Ikonik
Stasiun Kamal – Gerbang Utama Madura

Stasiun Kamal adalah titik awal dari rute kereta api Madura. Lokasinya dekat dengan Pelabuhan Kamal, pintu masuk utama dari Surabaya ke Madura sebelum adanya Jembatan Suramadu. Stasiun ini menjadi wajah pertama pulau Madura bagi siapa pun yang datang menggunakan kapal.
Sebagai stasiun kereta api Madura yang pertama, Kamal berperan besar sebagai pusat distribusi barang dari luar pulau. Barang-barang dari Jawa dibongkar di pelabuhan dan langsung dimuat ke kereta melalui jalur yang hanya berjarak beberapa meter.
Dari segi bangunan, stasiun Kamal memiliki ciri khas arsitektur kolonial yang kuat. Dinding bata merah, jendela besar, dan kanopi besi tempa adalah bukti otentik masa kejayaan rel di Madura.
Stasiun Bangkalan – Sentral Ekonomi Daerah Barat
Terletak di pusat kota, Stasiun Bangkalan dulunya merupakan jantung ekonomi wilayah barat Madura. Kota Bangkalan dikenal sebagai daerah penghasil garam dan hasil pertanian lain, yang semuanya dikirim melalui kereta dari stasiun ini.
Stasiun Bangkalan menjadi titik vital dalam jalur kereta api Madura karena menghubungkan sektor ekonomi lokal ke jaringan yang lebih luas. Aktivitas di stasiun ini sangat sibuk, dengan antrean panjang kereta barang dan kereta penumpang setiap harinya.
Bangunannya sendiri tak kalah menarik dari sisi arsitektur. Banyak elemen orisinal yang masih tersisa, meski saat ini fungsinya sudah tidak lagi sebagai stasiun. Bangunan tua ini masih menjadi saksi bisu sejarah kereta api Madura.
Stasiun Sampang – Penghubung Vital Wilayah Tengah
Stasiun Sampang berfungsi sebagai penghubung antara wilayah barat dan timur Madura. Secara geografis dan strategis, stasiun ini berada di titik tengah jalur rel dan menjadi simpul transit yang sangat penting.
Sebagai stasiun kereta api Madura, Sampang juga melayani angkutan garam dan hasil pertanian dari pedalaman. Karena letaknya yang strategis, stasiun ini juga sering menjadi tempat penampungan sementara untuk logistik sebelum diteruskan ke Pamekasan atau Kalianget.
Yang menarik, masih ada bekas rel dan pondasi bangunan di sekitar stasiun yang bisa ditemukan hingga kini. Ini menjadi bukti nyata bahwa Sampang dulu memiliki sistem perkeretaapian yang cukup maju.
Stasiun Pamekasan – Pusat Perdagangan Zaman Dahulu
Pamekasan punya peran ganda dalam sistem kereta api kolonial: sebagai pusat perdagangan dan pusat pemerintahan. Stasiun Pamekasan adalah salah satu stasiun kereta api Madura yang paling ramai digunakan pada awal abad ke-20.
Barang-barang seperti tembakau dan hasil hutan dari daerah pegunungan diangkut ke stasiun ini, kemudian diteruskan ke Kalianget atau Kamal. Selain itu, stasiun ini juga digunakan untuk mobilitas para pejabat kolonial.
Keberadaan stasiun ini sangat penting dalam membentuk karakter ekonomi Madura bagian tengah. Bahkan, banyak keluarga di sekitar stasiun yang ekonominya tergantung dari aktivitas perkeretaapian.
Stasiun Kalianget – Titik Akhir Bersejarah di Timur
Di ujung timur jalur rel Madura terdapat Stasiun Kalianget. Lokasinya dekat dengan pelabuhan Kalianget yang merupakan pelabuhan ekspor garam terbesar pada zamannya. Inilah titik akhir dari rute kereta api Madura dan menjadi penghubung utama ke jalur pelayaran laut ke luar negeri.
Stasiun Kalianget dikenal dengan arsitekturnya yang unik dan atmosfernya yang tenang namun historis. Banyak peninggalan bangunan tua yang masih bisa ditemukan di sekitar stasiun ini, seperti gudang, menara air, hingga bekas pemukiman pegawai stasiun.
Tanpa stasiun ini, distribusi garam dan hasil bumi Madura ke dunia internasional tidak akan secepat dan seefisien seperti dahulu.